Hindari 10 Kesalahan Paling Umum Saat Membuat CV!

MyEduSolve Indonesia
7 min readAug 9, 2021
Pria menggunakan setelan formal dengan raut wajah frustrasi sembari melihat ke langit dengan laptop di hadapannya. mengilustrasikan seseorang yang masih kesulitan mendapat pekerjaan karena sering membuat kesalahan paling umum saat membuat CV.
image source: Andrea Piacquadi on Pexels

Menyusun CV atau curriculum vitae masih menjadi hal yang cukup membingungkan bagi sebagian orang. Apalagi bagi mereka yang memang baru saja mulai mencari kerja. Jika kamu adalah salah satunya, artikel ini pas sekali untuk membantumu menghindari kesalahan-kesalahan saat membuat CV yang berpotensi mengurangi peluangmu untuk lolos ke tahap selanjutnya.

CV merupakan satu-satunya alat bagi rekruter untuk mendapatkan first impression dari kandidat. Tantangan terbesarnya adalah, kita harus mampu membangun first impression yang baik melalui tulisan di CV yang mungkin hanya akan dibaca selama 9 detik oleh rekruter.

Cukup sulit, kan?

Untuk meningkatkan peluang keberhasilanmu, ini dia 10 kesalahan paling umum saat membuat CV yang patut kamu hindari beserta solusi yang dapat kamu terapkan.

Tidak menggunakan format yang ATS-Friendly

Karena jumlah pelamar yang tidak sedikit, kemungkinan besar saat ini sudah semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan perangkat lunak pemindai CV atau yang biasa dikenal dengan Applicant Tracking System (ATS). Aplikasi ini memudahkan recruiter untuk memilih sejumlah kandidat terbaik di proses rekrutmen awal.

Jadi, CV yang kamu kirimkan akan disaring pertama kali oleh sistem, bukan manusia. Artinya, CV yang kamu buat harus bisa terbaca dan tentunya lolos seleksi dari sistem ini.

Dalam membuat CV yang ATS-friendly, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya adalah :

  • Hindari menggunakan design CV yang berwarna-warni
  • Gunakan font yang formal seperti Times New Roman, Helvetica, atau Arial
  • Jangan menuliskan informasi di bagian header maupun footer dokumen

Untuk penjelasan lebih detail mengenai cara membuat CV yang ATS-friendly, kami sudah pernah mengulasnya secara lengkap melalui artikel sebelumnya. Silakan baca pembahasannya melalui link ini.

Menggunakan terlalu banyak jenis font

Jika kamu akan melamar di divisi kreatif seperti graphic designer, illustrator, motion graphic designer, art director dan sebagainya, CV yang perlu kamu buat tentu saja jenis CV kreatif.

Kamu dapat mendesain CVmu sekreatif dan seapik mungkin sekaligus memamerkan visual design skill yang kamu miliki.

Tapi lain halnya dengan posisi di luar divisi tim kreatif. CV yang kamu buat sebaiknya jenis CV profesional, dengan desain minimalis dan menggunakan 1 jenis font saja, seperti TNR, Arial, Helvetica, dan lain sebagainya.

Hal ini penting untuk dilakukan agar apabila perusahaan ternyata menggunakan sistem ATS, CV mu dapat lolos terbaca. Sistem ATS tidak dapat membaca font yang bermacam-macam jenisnya.

Namun, meskipun kamu membuat CV kreatif, ada satu hal yang perlu kamu ingat. Sebagai visual designer profesional, ada prinsip design yang tidak bisa kamu abaikan, salah satunya adalah aturan mengenai tipografi, mulai dari typeface, hierarchy, contrast, consistency, alignment, white space, hingga pemilihan warna. Pastikan kamu dapat memadukan jenis font yang sesuai, ya.

Tidak menambahkan deskripsi di kolom Experience

Sebagai kandidat, kamu pasti ingin menunjukkan betapa kerennya dirimu kepada rekruter, kan, dengan segudang pengalaman yang telah susah payah kamu kumpulkan?

Jika kamu hanya mencantumkan informasi singkat mengenai pengalaman kerja seperti job title, nama perusahaan, dan tahun kerja tanpa mendeskripsikan pengalaman atau pencapaian terbesarmu, maka rekruter tidak bisa melihat seberapa keren dirimu sebenarnya.

Rekruter juga perlu menilai apakah kamu cukup berpengalaman di bidang tertentu dan memiliki skill atau potensi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Jangan sampai pengalamanmu menjadi sia-sia, ya. Tambahkan deskripsi singkat, padat, dan dengan diksi yang powerful untuk mengesankan rekruter.

Tidak memasukkan keywords

tulisan WORD dengan gambar kunci di sekitarnya (merujuk kepada Keywords). mengilustrasikan salah satu kesalahan paling umum saat membuat CV yaitu tidak memasukkan keywords.
image source: MazajNet

Rekruter rata-rata hanya menghabiskan waktu 9 detik saat membaca cepat atau skimming semua CV pelamar, apalagi jika jumlahnya cukup banyak.

Mereka akan mencari informasi paling penting dan relevan di CV melalui keywords ini. Bagaimana cara menemukan keywords?

Di setiap requirements pada informasi lowongan kerja, rekruter pasti menyisipkan keywords terpenting yang mereka cari di para kandidat. Kamu dapat mencermati keywords yang ada lalu menyisipkannya ke dalam CV mu.

Hal ini merupakan bagian paling penting dan menguntungkan apabila perusahaan memang menggunakan sistem ATS karena cara kerja ATS adalah menyaring lamaran kandidat menggunakan keywords tertentu.

Terdapat typo atau kesalahan pengetikan

Kesalahan pengetikan bisa berdampak buruk pada cara rekruter menilai dirimu. Kamu tidak mau, kan, terlihat sebagai orang yang kurang teliti, kurang persiapan, dan tidak profesional?

Maka dari itu, jangan lupa dan jangan malas untuk memastikan tidak ada typo di dalam CVmu, ya! Apalagi jika kamu menggunakan Bahasa Inggris. Pastikan tidak ada spelling atau grammar yang kurang tepat.

Lagi-lagi, jika perusahaan menggunakan sistem ATS, peluangmu untuk lolos otomatis akan berkurang jika terdapat typo apalagi pada keywords penting di dalamnya.

Satu CV untuk semua

Inilah kesalahan paling umum saat membuat CV terutama di kalangan fresh graduate. Banyak yang belum tahu bahwa sebetulnya setiap lowongan pasti membutuhkan CV yang berbeda-beda.

Hal terpenting yang dicari oleh rekruter di CV para pelamar adalah relevansi. Kesesuaian antara apa yang dibutuhkan dan dicari oleh perusahaan dengan informasi kandidat di dalam CV.

Namun, kebanyakan dari kandidat masih melamar di sejumlah lowongan berbeda menggunakan CV yang sama. Padahal, beda lowongan maka berbeda pula requirements yang dibutuhkan. Otomatis akan berbeda juga keywords yang perlu kamu sisipkan di dalamnya.

berbagai macam kualifikasi yang berbeda untuk lowongan pekerjaan yang sama. Ini contoh salah satu kesalahan paling umum saat membuat CV yaitu membuat satu CV untuk semua lowongan, padahal kualifikasi yang dibutuhkan dapat berbeda-beda.

Gambar di atas adalah contoh kualifikasi dari 2 jenis lowongan kerja yang berbeda untuk posisi yang sama, yaitu Content Writer. Dapat dilihat bahwa meskipun jenis pekerjaannya sama, kualifikasi yang dibutuhkan oleh tiap perusahaan dapat berbeda-beda.

Apabila kamu ingin meningkatkan peluang keberhasilan, maka jangan lupa ataupun malas untuk terus menerus meng-update CV mu dari waktu ke waktu, ya.

Sesuaikan isi CV dengan kebutuhan lowongan kerja yang menjadi tujuanmu.

Strategi penyusunan yang kurang pas

Usahakan untuk menempatkan informasi-informasi terpenting di bagian atas CV, seperti pengalaman, pencapaian, dan skills.

Lagi-lagi hal ini disebabkan karena rekruter kemungkinan membaca CV secara cepat, jadi penempatan informasi penting di bagian atas bertujuan agar dapat terbaca oleh rekruter dengan lebih mudah.

Ingatlah bahwa penyusunan CV yang terpenting adalah singkat, padat, jelas. Rekruter akan kesulitan untuk menilai kandiat dengan deskripsi di CV yang terlalu bertele-tele.

Tidak memberi deskripsi di bagian soft skills

Berkaitan dengan skills, poin ini juga sering menjadi kesalahan paling umum saat membuat CV, di mana kandidat hanya menulis daftar soft skills yang dimiliki tanpa adanya deskripsi singkat yang menjelaskan dari mana mereka melatih atau mengasah skills tersebut.

Jika tanpa deskripsi, semua orang juga bisa mengklaim bahwa dirinya memiliki soft skills leadership, persuasive communication, negotiation, dan lain-lain.

Tetapi kamu bisa lebih meyakinkan rekruter apabila menambahkan keterangan seperti,

“Saya mengasah kemampuan leadership saat berhasil memimpin organisasi mahasiswa sebagai Ketua Umum periode 2019–2020.”

Terdengar lebih meyakinkan, bukan? Jadi mulai sekarang, coba tambahkan deskripsi di bagian soft skills juga, ya!

Menggunakan foto yang tidak formal

Sebenarnya, beberapa rekruter bahkan tidak menyarankan untuk memasukkan foto di dalam CV untuk mencegah adanya bias saat melakukan seleksi.

Selain itu, untuk posisi pekerjaan yang memang tidak mengharuskan kamu untuk bertemu orang banyak, sebenarnya foto tidak berperan begitu penting. Beberapa hiring manager juga mengatakan bahwa foto bisa membuat mereka tidak fokus pada informasi yang lebih penting di dalam CV.

Tetapi jika kamu memang perlu memasukkan foto ke dalam CV, ingat yaa ini kamu sedang melamar pekerjaan di perusahaan, bukan sedang memilih foto untuk diunggah ke media sosial.

Pilihlah foto yang formal atau semi formal seperti jenis foto profil di LinkedIn.

Isi yang kurang relevan dengan kebutuhan lowongan

Jika kamu memiliki sejumlah pengalaman yang beragam, cantumkanlah pengalaman yang berhubungan dengan job position yang kamu lamar. Karena jika tidak relevan, maka informasi tersebut tidak akan ada manfaatnya bagi rekruter.

Misalnya kamu melamar di posisi Front End Engineer, lalu kamu mencantumkan pengalaman menjadi bendahara di organisasi mahasiswa, atau pengalaman magang menjadi staf administrasi. Apakah menurutmu rekruter bisa menganggap bahwa kamu adalah orang yang mereka cari?

Bagi kamu yang memiliki minim pengalaman maupun background pendidikan yang kurang sejalan dengan job position yang kamu incar, ada beberapa upaya yang bisa kamu lakukan, diantaranya:

  1. Ambil kursus atau pelatihan. Dengan begitu, rekruter setidaknya akan melihat bahwa kamu memiliki pengetahuan dasar di bidang terkait.
  2. Ikuti workshop atau volunteer dimana kamu bisa belajar skill baru yang relevan dan dibutuhkan di job position tersebut.
  3. Ambil ujian sertifikasi. Sertifikasi profesi atau sertifikasi kompetensi nilainya sangat berharga di mata rekruter karena tidak semua orang bisa lulus ujiannya. Selain itu, sertifikasi diterbitkan oleh lembaga yang memiliki legitimasi di industri terkait dan telah memiliki standar tertentu.

Bagi kalian yang ingin memvalidasi skill di bidang visual design, kalian bisa mengunjungi myedusolve.com untuk informasi lebih lanjut cara mendapatkan sertifikasi Adobe yang sudah diakui secara internasional. Tak hanya itu, kami juga menyediakan sertifikasi kompetensi di bidang lainnya seperti Microsoft dan Project Management Institute.

Kami juga menyediakan akses LearnKey dan G-Metrix yang merupakan aplikasi bahan pembelajaran dan simulasi tes untuk meningkatkan peluang keberhasilan para kandidat untuk lulus ujian sertifikasi!

Segera sign up di myedusolve.com untuk pendaftaran dan info selengkapnya, ya!

Demikian 10 kesalahan paling umum saat membuat CV yang perlu kamu hindari. Semoga ke depannya kamu bisa mendapatkan peluang pekerjaan yang kamu inginkan dengan CV yang lebih maksimal, ya!

Jangan lewatkan insights dan info menarik seputar karier, job seeking, literasi digital, hingga webinar dan workshop gratis dengan cara follow akun resmi MyEduSolve di:

LinkedIn : MyEduSolve

Instagram : @myedusolve

Facebook : MyEduSolve

--

--

MyEduSolve Indonesia

MyEduSolve is an edutech company focused on transforming Indonesia’s workforce through digital literacy.